Pendidikan
Dini Anti Korupsi: Cegah Munculnya Bibit Koruptor
Korupsi merupakan kata yang tidak
asing di telinga setiap lapisan masyarakat Indonesia, yang sepertinya
sudah melekat kedalam sistem, menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari dan
sudah dianggap lazim serta tidak melanggar apa pun. Pengertian korupsi sendiri
menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 adalah perbuatan melawan hukum dengan
maksud memperkaya diri sendiri atau orang lain yang dapat merugikan keuangan
atau perekonomian negara.
Korupsi dilakukan bukan hanya di
lingkungan pejabat-pejabat pemerintah pusat tetapi sudah menjalar hingga ke
lingkungan masyarakat di tingkat terkecil seperti RT, RW, kelurahan, kecamatan
termasuk di lingkungan sekolah. Hal ini membuat korupsi tidak dapat dilawan
secara serentak dan menyeluruh dengan hasil maksimal. Namun demikian korupsi
masih mungkin untuk dicegah ataupun dipersempit ruang geraknya.
Peran Generasi Muda dalam
Memberantas Korupsi
Generasi muda merupakan aset bangsa
yang menentukan mati atau hidup, maju atau mundur, sejahtera atau sengsaranya
suatu bangsa. Belajar pada masa lalu, sejarah telah membuktikan bahwa
perjalanan bangsa Indonesia tidak lepas dari peran kaum muda. Seperti pada
peristiwa sumpah pemuda, telah menggerakkan kesadaran generasi muda untuk
bangkit dan berjuang melawan penjajahan yang dilakukan oleh Belanda.
Pada zaman sekarang dan masa yang
akan datang musuh yang harus dilawan generasi muda adalah praktek korupsi,
mengikis korupsi sedikit demi sedikit dengan harapan suatu saat nanti korupsi
dapat diberantas dari negeri ini atau setidaknya dapat di tekan ke tingkat
serendah mungkin.
Peran Pendidikan Dini Anti Korupsi
dalam Mencegah Tumbuhnya Bibit Koruptor
Pendidikan
merupakan salah satu penuntun generasi muda ke jalan yang benar. Pendidikan
sebagai awal pencetak pemikir besar, termasuk koruptor sebenarnya merupakan
aspek awal yang dapat mengubah seseorang menjadi koruptor atau tidak.
Pendidikan sebagai salah satu tonggak kehidupan masyarakat demokrasi yang
madani, sudah sepantasnya mempunyai andil dalam hal pencegahan korupsi.
Jika
KPK dan beberapa instansi anti korupsi lainnya menangkap para koruptor, maka
pendidikan anti korupsi juga penting guna mencegah tumbuhnya bibit koruptor.
Pelajaran akhlak penting guna mencegah terjadinya kriminalitas. Begitu halnya
pendidikan anti korupsi memiliki nilai penting untuk mencegah aksi korupsi.
Bentuk
Pendidikan Dini Anti Korupsi yang Diberikan
Pendidikan
anti korupsi yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan jenjang
pendidikan. Seperti pada tingkat pendidikan anak usia dini atau taman
kanak-kanak, pendidikan anti korupsi yang efektif diberikan adalah membagikan
buku-buku bergambar yang bertuliskan semangat-semangat anti korupsi. Pada
tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, pendidikan anti
korupsi yang diberikan dapat memanfaatkan teknologi komunikasi seperti smartphone
atau jejaring sosial. Sebagai contoh, sekolah membuat sebuah grup di jejarinng
sosial yang bertema anti korupsi yang kegiatan grup tersebut membagi- bagi kan
karikatur, tulisan-tulisan lucu atau artikel yang membahas dampak buruk korupsi
bagi diri sendiri dan orang lain. Pada tingkat perguruan tinggi yang menjadi
sasaran pendidikan anti korupsi adalah mahasiswa. Workshop implementasi dan
pengembangan produk program anti korupsi merupakan pencegahan korupsi
yang efektif di kalangan mahasiswa yang dianggap manusia dewasa yang sudah
memiliki kemampuan untuk menilai, menganalisi dan membedakan mana yang baik dan
buruk. Misalnya sebuah perguruan tinggi bekerja sama dengan KPK atau instansi
anti korupsi mengadakan workshop yang bertema anti korupsi, didalam workshop
tersebut mahasiswa diajak mengimajinasikan perubahan positif yang ingin
diwujudkan dan konstribusi program terhadap perubahan tersebut. Selanjutnya
mahasiswa mengenali kesulitan dan hambatan dalam mewujudkan perubahan positif
yang akhirnya mahasiswa merumuskan rencana aksi yang berpijak pada kekuatan
para aktor, mengatasi tantangan dan mewujudkan perubahan positif.
Manfaat
Pendidikan Dini Anti Korupsi
1.
Membentuk karakter disiplin jujur,
jika generasi muda mempunyai karakter jujur bukan tidak mungkin kita akan
mendapatkan pejabat pemerintah yang jujur.
2.
Membentuk karakter disiplin dan taat
pada hukum yang berlaku. Bila seseorang disiplin dan taat hukum maka perilaku
korupsi bisa musnah dengan sendirinya.
3.
Membentuk karakter peduli terhadap
sesama. Bila seseorang lebih mementingkan kepentingan bersama maka dia tidak
akan egois tentang kepentingan pribadinya.
4.
Membentuk karakter yang sederhana
dan bersyukur. Tekanan ekonomi yang tinggi dan gaya hidup yang terkesan mewah
memunculkan suatu ide atau gagasan seseorang untuk mencari jalan pintas guna
meraih kekayaan. Pencegahan korupsi sejak dini akan sangat diperlukan agar generasi
muda tidak terpancing dalam gaya hidup yang boros.
Pada dasarnya pendidikan anti korupsi yang
penting adalah pengembangan wawasan terhadap generasi muda, penanaman sikap dan
karakter anti korupsi sehingga tumbuh kesadaran untuk tidak melakukan tindak korupsi
di segala bidang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar