Selasa, 11 November 2014

Pengakuan terhadap Susi Pudjiastuti

Seorang pakar manajemen sekelas Rhenald Kasali pun secara terus-terang mengakui keunggulan Susi itu. Rhenald yang lulusan luar negeri (Amerika Serikat) dengan gelar Phd manajemen, pendiri “Rumah Perubahan”,  sudah puluhan tahun terkenal seantero Nusantara bahkan sampai mancanegara, mengatakan di artikelnya di Kompas.com tentang Menteri Susi Pudjiastuti: “Khusus tentang Susi, saya bukanlah mentornya. Ia terlalu hebat. Ia justru sering saya undang memberi kuliah. Dia adalah ‘self driver’ sejati, …”  Dengan lapang dada, Rhenald mengaku, juga mendengar nasihat-nasihat Susi dalam cara mendidik mahasiswa-mahasiswanya di UI.
Di dalam artikelnya di Kompas.com itu Rhenald menulis penilaiannya tentang Susi Pudjiastuti, antara lain: “Dari Susi, kita bisa belajar bahwa kehidupan tak bisa hanya dibangun dari hal-hal kognitif semata yang hanya bisa didapat dari bangku sekolah. Kita memang membutuhkan matematika dan fisika untuk memecahkan rahasia alam. Kita juga butuh ilmu-ilmu baru yang basisnya adalah kognisi. Akan tetapi, tanpa kemampuan nonkognisi, semua sia-sia.
Ilmu nonkognisi itu belakangan naik kelas, menjadi metakognisi: faktor pembentuk yang paling penting di balik lahirnya ilmuwan-ilmuwan besar, wirausaha kelas dunia, dan praktisi-praktisi andal. Kemampuan bergerak, berinisiatif, self discipline, menahan diri, fokus, respek, berhubungan baik dengan orang lain, tahu membedakan kebenaran dengan pembenaran, mampu membuka dan mencari “pintu” adalah fondasi penting bagi pembaharuan, dan kehidupan yang  produktif.
Susi Pudjiastuti sendiri sedikit pun tidak merasa minder dengan latar belakang pendidikannya itu, dan tidak terpengaruh dengan olok-olokan itu. Dia bahkan dengan berani menantang para pakar kelautan yang meragukan kemampuannya itu.
“Kalau kesombongan mereka itu bisa dibuktikan, saya akan ajak kerja sama,” kata Susi dalam konferensi pers, di Gedung Mina Bahari III, Jakarta, Rabu (28/10/2014).
Susi juga mengatakan akan lebih memilih menggandeng orang-orang lama di KKP, jika para pakar atau ahli kelautan yang mencibir latar belakang akademiknya itu tidak dapat membuktikan kepakaran mereka. “Kalau cuma koar-koar saja, saya kira di KKP ini banyak orang yang sudah bekerja, and they are very excellent!” (Kompas.com).
Waktu juga yang akan membuktikan siapakah yang benar dan berprestasi tinggi, Susi Pudjiastuti-kah, atau mereka yang sekarang ini mengolok-olok dan meremehkannya karena latar pendidikannya yang rendah itu.
Kepada mereka yang berpendidikan tinggi, yang merasa pakar di bidangnya, tetapi masih mengolok-olok pendidikan dan kemampuan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Rhenald Kasali menulis di artikelnya itu:
“Ketiga orang itu mungkin tak sehebat Anda yang senang melihat kecerdasan orang dari pendekatan kognitif yang bermuara pada angka, teori, ijazah dan stereotyping. Tetapi saya harus mengatakan, studi-studi terbaru menemukan, ketidakmampuan meredam rasa tidak suka atau kecemburuan pada orang lain, kegemaran menyebarkan fitnah dan rasa benar sendiri, hanya akan menghasilkan kesombongan diri.
(

Selasa, 04 November 2014

ANWAR DAN SANG BURUNG KECIL

ANWAR DAN SANG BURUNG KECIL
Ketika Anwar sedang berjalan pulang dari sekolah, hujan mulai turun sangat lebat. Setelah makan malam, sebelum memulai pekerjaan rumahnya, dia bertanya kepada ibunya apakah dia boleh melihat hujan dulu sebentar. Ibu bilang bahwa Anwar boleh melihatnya sebentar saja. Anwar melihat ke jendela dan mulai memperhatikan hujan yang turun di luar. Ada orang berjalan di jalanan dengan memakai payung, dan yang tidak mempunyai payung merapatkan diri mereka ke bangunan. Tak lama kemudian, gumpalan hujan mulai terbentuk di mana-mana. Mobil yang lewat memuncratkan air ke sisi jalan dan orang berlarian dari pemberhentian agar tidak kebasahan. Anwar berpikir betapa menyenangkannya berada di dalam rumah dan dia harus lebih bersyukur kepada Allah Yang telah memberinya makanan dan rumah yang hangat untuk tinggal. Pada saat itu juga, seekor burung jelatik hinggap di bingkai jendela. Anwar berpikir bahwa burung malang itu pasti sedang mencari tempat berteduh dari hujan, dan dia segera membuka jendela.
“Hai, namaku Anwar,” katanya. “Kamu boleh masuk kalau kamu mau.”
“Terima kasih, Anwar,” kata sang burung kecil. “Aku ingin menunggu di dalam sampai hujan reda.”
“Kamu pasti kedinginan di luar sana,” Anwar ikut merasakan “Aku belum pernah melihat burung sedekat ini sebelumnya. Lihat betapa tipisnya kakimu! Bagaimana kakimu dapat menahan badanmu hingga tegak?”
“Kamu benar, Anwar,” sang jelatik setuju. “Kami burung memiliki kaki yang tipis dibanding tubuh kami. Namun, biarpun demikian, kaki-kaki tersebut mampu menahan tubuh kami dengan sangat mudah. Ada banyak otot, pembuluh darah dan syaraf didalamnya. Bila kaki kami lebih tipis atau lebih tebal lagi, akan sulit bagi kami untuk terbang.”
“Terbang pasti rasanya sangat menakjubkan,” pikir Anwar. “sayapmu terlalu tipis, juga, namun kalian masih dapat terbang dengannya. Jadi, bagaimana kamu dapat terbang sedemikian jauhnya tanpa merasa lelah?”
“Saat pertama kali kami terbang, kami menggunakan banyak sekali tenaga karena kami harus mendukung berat badan kami pada sayap kami yang tipis,” mulai sang jelatik. “Namun begitu kami di udara, kami menjadi santai dengan mebiarkan tubuh kami terbawa angin. Jadi, karena kami menghabiskan lebih sedikit tenaga dengan cara ini, kami tidak menjadi lelah. Saat angin berhenti bertiup, kami mulai mengepakkan sayap kami lagi. Karena kelebihan yang telah Allah ciptakan untuk kami, kami dapat terbang dalam jarak yang sangat jauh.”
Anwar kemudian bertanya, “Bagaimana kamu dapat melihat sekelilingmu saat sedang terbang?”
Sang jelatik menjelaskan: “Organ indera terbaik kami adalah mata kami. Selain memberikan kemampuan untuk terbang, Allah juga memberikan kami indera penglihatan yang sangat hebat. Jika kami tidak memiliki indera penglihatan bersamaan dengan kemampuan ajaib kami untuk bisa terbang, hal itu sangatlah berbahaya bagi kami. Kami dapat melihat benda yang sangat jauh dengan lebih jelas daripada manusia, dan kami memiliki jangkauan penglihatan yang luas. jadi begitu kami melihat bahaya di depan, kami dapat menyesuaikan arah dan kecepatan terbang kami. Kami tidak dapat memutar mata kami seperti manusia karena mata kami diletakkan pada pencengkramnya. namun kami dapat menggerakkan kepala kami berputar dengan cepat untuk memperluas wilayah penglihatan kami.”
Anwar mengerti: “Jadi, itulah mengapa burung selalu menggerakkan kepala mereka: untuk melihat ke sekeliling mereka. Apakah semua mata burung seperti itu?”
“Burung hantu dan burung-burung malam hari lainnya memiliki mata yang sangat lebar,” sang jelatik melanjutkan. “Berkat sel khusus dalam mata mereka, mereka dapat melihat dalam keremangan. Karenanya, burung hantu dapat melihat dengan sangat baik untuk berburu di malam hari. Ada juga jenis burung yang disebut burung air; Allah menciptakan mereka agar mereka dapt melihat dengan sangat baik di dalam air. Mereka mencelupkan kepala mereka ke dalam air dan menangkap serangga atau ikan. Allah menciptakan kemampuan ini dalam burung-burung ini agar mereka dapat melihat dengan jelas di dalam air dan menangkap mangsa mereka.”
“Tidak semua paruh burung sama, nampaknya. Mengapa demikian?” Anwar bertanya.
“Allah menciptakan berbagai jenis paruh yang berbeda untuk burung yang berbeda untuk melakukan pekerjaan yang berbeda,” demikian jawabannya. “Paruh kamu sesuai dengan sempurna terhadap lingkungan di mana kami tinggal. Ulat dan cacing sangat lezat bagi kami para burung pemangsa serangga. dengan paruh kami yang tipis dan tajam, kami dapat dengan mudah mengambil ulat dan cacing dari bawah daun pohon. Burung pemakan ikan biasanya memiliki paruh yang panjang dengan bentuk seperti sendok pada ujungnya untuk menangkap ikan dengan mudah. Dan burung yang makan dari tumbuhan memiliki paruh yang membuat mereka dapat makan dengan mudah dari jenis tumbuhan yang mereka sukai. Allah telah menyediakan dengan sempurna untuk setiap makhluk di Bumi dengan memberikannya kemampuan yang dia butuhkan.”
Anwar punya pertanyaan lain untuk sang jelatik: “Kamu tidak mempunyai telinga seperti yang aku punya, namun kamu masih dapat mendengarkan aku dengan sangat baik. Bagaimana bisa?”
“Indera pendengaran sangatlah penting bagi kami para burung. Kami menggunakannya untuk berburu dan saling memperingatkan akan adanya kemungkinan bahaya sehingga kami dapat melindungi diri kami. Sebagian burung memiliki gendang pendengaran yang membuat mereka mampu mendengar suara yang paling kecil. Pendengaran burung hantu sangat peka akan suara. Burung Hantu dapat mendengar tingkat suara yang tidak dapat didengar manusia,” sang jelatik memberitahukannya.
Anwar kemudian bertanya: “Kalian para burung berkicau dengan sangat merdu. Aku senang mendengarkan kalian. Untuk apa kalian menggunakan suara kalian?”
Sang burung mengangguk: “Sebagian dari kami memiliki kicauan yang berbeda untuk mengusir musuh kami. Terkadang kami membuat sarang kami di dalam lubang pada batang pohon, dan ketika musuh mencoba masuk, kami mendesis layaknya ular. Penyusup tersebut berpikir bahwa ada ular di dalam sarang itu, sehingga kami dapat melindungi sarang kami.”
“Apa lagi yang kalian lakukan untuk melindungi sarang kalian dari musuh?” Anwar ingin tahu.
“Kami membangun banyak sarang tipuan untuk menyesatkan musuh kami,” kata sang burung. “Dengan cara ini kami membuat para penyusup tersesat dan melindungi sarang dan telur kami yang telah kami sembunyikan di daerah tersebut. Untuk melindungi sarang kami dari ular berbisa, kami menutupi jalan masuk dan membuatnya sangat berliku-liku. Kewaspadaan lainnya adalah membangun sarang pada pohon yang cabangnya berduri.”
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.
(QS. an-Nahl, 16:79)
“Bagaimanakah sebagian burung dapat berenang dalam air? dan mengapa tidak semua burung dapat berenang?” Anwar bertanya pada temannya.
Sang jelatik menjawab: “Allah telahmenciptakan sebagian dari kami dengan kemampuan untuk berenang. Dia telah memberikan mereka kaki berselaput jala agar mereka mampu berenang saat masuk ke dalam air. Sebagian lain dari kami memiliki jari tipis tanpa jala. jadi, selain burung air, burung tak dapat berenang.”
“Sama seperti sepatu renang!” Anwar berseru. “Saat aku berenang dengan memakai sepatu renang, aku dapat berenang dengan jauh lebih cepat.”
Ada beberapa burung yang telah memiliki sepatu renang ini sejak lahir,” kata sang burung.
Saat Anwar dan sang burung sedang berbincang-bincang, ibunya menyuruh Anwar untuk masuk ke kamarnya dan mengerjakan pekerjaan rumahnya. Pada saat bersamaan, hujan pun telah reda.
Anwar berkata pada temannya: “Sekarang aku harus masuk ke kamarku dan mengerjakan pekerjaan rumahku. Besok aku akan bercerita kepada teman-temanku tentang kemampuan istimewamu, dan bagaimana Allah telah menciptakan kamu dan makhluk lainnya melalui karya seni kreatif yang sedemikian sempurna.”
“Hujan telah reda, jadi aku dapat kembali ke sarangku,” jawab sang jelatik. “Terima kasih telah membawa aku masuk, Anwar. Saat kau menceritakan temanmu tentang kami, Bisakah kamu sampaikan juga kepada mereka untuk peduli kepada kami dan jangan melemparkan batu kepada kami atau kepada makhluk lainnya?”
“Ya, tentu saja aku akan menyampaikannya kepada mereka,” Anwar setuju. “Semoga Allah melindungimu.” Anwar membuka jendela dan sang burung segera terbang, melayang menembus udara. Anwar memikirkan kesempurnaan dalam ciptaan Allah dan duduk mengerjakan pekerjaan rumahnya


Hak Ibu lebih besar dari pada Hak Ayah

copas dari abu muadz

Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Di dalam surat Al-Ahqaf ayat 15 Allah Subhanahu wa Ta’alaa berfirman :
"Artinya : Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a, "Ya Rabb-ku, tunjukkilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridlai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".
Ukuran terendah mengandung sampai melahirkan adalah 6 bulan (pada umumnya adalah 9 bulan 10 hari) di tambah 2 tahun menyusui anak jadi 30 bulan, sehingga tidak bertentangan dengan surat Lukman ayat 14. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir]

Dalam ayat ini disebutkan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan, yang pertama adalah hamil kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar dari pada kepada bapak.
Dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah.
"Artinya : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’anhu ia berkata, "Datang seseorang kepada Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata, ’Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali ?’ Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab, ’Ibumu!’ Orang tersebut kembali bertanya, ’Kemudian siapa lagi ?’ Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab, ’Ibumu!’ Ia bertanya lagi, ’Kemudian siapa lagi?’ Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab, ’Ibumu!’, Orang tersebut bertanya kembali, ’Kemudian siapa lagi, ’Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab, ’Bapakmu’ "[Hadits Riwayat Bukhari (AL-Ftah 10/401) No. 5971, Muslim 2548]
Imam Adz-Dzhabai dalam kitabnya Al-Kabair berkata :
"Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan seolah-olah sembilan tahun. Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya. Dan dia telah menyusuimu dari teteknya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu. Dan dia cuci kotoranmu dengan tangan kanannya, dia utamakan dirimu atas dirinya serta atas makanannya. Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu. Dia telah memberikannmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu dan seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suara yang paling keras.
Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik. Dia selalu mendo’akanmu dengan taufiq, baik secara sembunyi maupun terang-terangan. Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat di sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga disisimu. Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar. Engkau puas dalam keadaan dia haus. Dan engkau menhdahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu. Dan engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia buat. Dan rasanya berat atasmu memeliharanya padahal adalah urusan yang mudah. Dan engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek. Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.
Padahal Allah telah melarangmu berkata ’ah’ dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut. Dan engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu. Dan Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ’Aalamin. Dan Allah berfirman di dalam surat Al-Hajj ayat 10 :
"Artinya : (Akan dikatakan kepadanya), ’Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tanganmu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali tidak pernah berbuat zhalim kepada hamba-hambaNya".
Demikianlah dijelaskan oleh Imam Adz-Dzahabi tentang besarnya jasa seorang ibu terhadap anak dan menjelaskan bahwa jasa orang tua kepada anak tidak bisa dihitung. Ketika Ibnu Umar menemui seseorang yang menggendong ibunya beliau mengatakan, "Itu belum bisa membalas". Kemudian juga beberapa riwayat[1] disebutkan bahwa seandainya kita ingin membalas jasa orang tua kita dengan harta atau dengan yang lain, masih juga belum bisa membalas. Bahkan dikatakan oleh Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam.
"Artinya : Kamu dan hartamu milik bapakmu" [Hadits Riwayat Ibnu Majah dari Jabir, Thabrani dari Samurah dan Ibnu Mas’ud, Lihat Irwa’ul Ghalil 838]


Pendidikan Karakter Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013

A.   Latar Belakang
Dalam rangka menyikapi persaingan dan tantangan di era pasar bebas dunia termasuk didalamnya ASEAN, diperlukan SDM yang memiliki kompetensi, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mampu mengelola sumberdaya secara professional dan berkelanjutan, sumber daya manusia merupakan factor utama yang menentukan mampu tidaknya suatu bangsa tetap eksis, tangguh dan menjadi bangsa yang bermartabat tinggi di dunia internasioal.
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan menyelenggaran pendidikan tinggi dan menengah, pendidikan tinggi terdiri dari Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, Politeknik Perikanan Sidoarjo, Politeknik Perikanan Bitung dan Politeknik Perikanan Sorong dan pendidikan menengah meliputi SUPM Negeri Ladong, SUPM Negeri Pariaman, SUPM Negeri Kota Agung, SUPM Negeri Pontianak, SUPM Negeri Tegal, SUPM Negeri Bone, SUPM Negeri Kupang, SUPM Negeri Waeheru dan SUPM Negeri Sorong, diharapkan mampu menciptakan SDM kelautan dan perikanan yang handal dan professional di bidangya agar dapat bersaing dalam memanfaatkan potensi perikanan di Negara ini. SDM ini diperankan oleh lulusan-lulusan dari pendidikan tinggi dan menengah tersebut diatas yang mengikuti pendidikan selamat 4 (empat) tahun di pendidikan tinggi dan 3 (tiga) tahun di pendidikan menengah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh berbagai peran, diantaranya adalah Pendidik, Peserta Didik, Sarana Dan Prasaran Pendidikan, Serta Kelembagaan. Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan memiliki peran yang sangat besar dalam upaya meningkatkan kompetensi dan daya saing pendidik. Agar peran strategis dan besar tersebut dapat dijalankan dengan baik maka perlu dilakukan upaya peningkatan profesinalisme pendidik dalam hal ini. Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri Bone yang merupakan salah satu dari sekian pendidikan menengah dibawah naungan Pusat Pendidikan dan Kelautan Perikanan memandang perlu meyediakan waktu dan tempat bagi para pendidik yang berada dalam institusinya untuk mengikuti pelaksanaan kegiatan tersebut.
Dalam era globalisasi ini, seorang pendidik bukan hanya dituntut kompeten dibidang kajian ilmunya (mengajar, membimbing, menjadi teladan dan mengabdikan dirinya pada masyarakat) tapi dituntut juga untuk mampu berkomunikasi (verbal dan tulisan), mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi Informasi dan komunikasi, memiliki jaringan (networking) yang luas, peka terhadap perubahan dan perkemangan yang terjadi diluar, bersikap outward looking dan lain-lain. Sebagai kebijakan pusat pendidikan Kelautan dan Perikanan, bahwa seorang pendidik harus bertindak sebagai konsultan (tenaga ahli), assessor (penilai), dan fasilitator (pelayan dalam kebutuhan sesuai keahlian yang diampunya).
Pendidik professional akan meningkatkan mutu pembelajaran dalam rangka mewujudkan SDM yang unggul dan bermartabat, yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, terampil, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab

B.   Tema
Pendidik professional dan inovatif melahirkan insan pendidikan yang mulia, tangguh dan berkompeten

C.   Out Put
Hasil dari kegiatan adalah meningkatnya profesionalisme dan inovasi yang berkaitan Pembelajaran Pendidikan Karakter Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013 terhadap pendidik di Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri Bone Kementerian Kelautan dan Perikanan

D.   Dasar Pelaksanaan
Dasar dari pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis Pembelajaran Pendidikan Karakter Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013 Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri Bone Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah Keputusan Kepala SUPM Negeri Bone Nomor: 074./SUPM-BN/DL.210/X/2014

E.   Jumlah Peserta
Kegiatan bimbingan teknis Pembelajaran Pendidikan Karakter Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013 diikuti oleh pendidik di Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri Bone Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berjumlah 51 orang

F.    Sumber Dana
Kegiatan ini dibiayai oleh Bantuan  Operasional Sekolah (BOS) Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Bone Tahun Anggaran 2014

G.   Pelaksanaan Kegiatan
Waktu penyelenggaraan kegiatan bimbingan teknis Pembelajaran Pendidikan Karakter Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013 Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri Bone Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah selama 3 (tiga) hari mulai tanggal 10 Oktober  hingga 12 Oktober 2014. Bertempat di Hotel Novena Jl. Jenderal Achmad Yani No. 25 Watampone, 92712.
 
Pembukaan dilaksanakan pada Jumat, 10 Oktober 2014 dimulai pada pukul14.00 WITA yang diikuti oleh Pengawas  Sekolah Usaha Perikanan Menengah Bapak Agoes Irianto S.Pi mewakili Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Sekretaris Kepala Dinas Pendidikan Bapak Drs. Nursalam, M.Pd mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bone, Kepala Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Bone Bapak Ir.Yip Regan, MP  serta seluruh peserta bimbingan teknis para pendidik dan tenaga kependidikan di Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri Bone yang berjumlah 70 orang.
Pembukaan di lanjutkan dengan Materi Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan SUPM yang di sampaikan oleh Pengawas  Sekolah Usaha Perikanan Menengah Bapak Agoes Irianto S.Pi mewakili Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan
 
Sebagai materi yang pertama setelah pembukaan yakni materi Konsep Kurikulum 2013 yang dimulai pada pukul 14.50 berlangsung hingga pukul 18.00 di sampaikan oleh Ibu Dr. Andi Mulyati,A.M. MM yang merupakan widyaiswara dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar
Sebagai Materi  yang kedua adalah materi Pengembangan Karakter   yang juga di sampaikan oleh Ibu Dr. Andi Mulyati,A.M. MM di mulai pada pukul19.00 WITA dan berlangsung hingga 23.30 WITA
 
Materi yang ketiga yakni Profesionalisme Guru  di terima pada hari kedua yakni pada hari Sabtu, 11 Oktober 2014 disampaikan oleh Bapak Drs. Ahkam Zubair , M. Pd yang juga yang merupakan widyaiswara dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar berlangsung mulai pukul 14.00 hingga 17.45 WITA
 
Materi keempat dengan judul Implementasi Kurikulum 2013 disampaikan oleh Bapak Agoes Irianto, S.Pi  yang merupakan Pengawas SUPM dimulai pada pukul  19.00 hingga pukul 20.30 WITA
 Dilanjuktkan dengan materi kelima yang disampaikan oleh Kepala SUPM Negeri Bone Bapak Ir. Yip Regan, MP dengan judul materi  Perubahan Pola pikir/Psikologi pada pendidik dan peserta didik dimulai pada pukul 20.30 berlangsung hingga pukul 23.30 WITA.
 
Minggu, 12 Oktober 2014 di awali dengan materi keenam yakni Kepemimpinan Pembelajaran disampaikan oleh Bapak Drs. Ahkam Zubair , M. Pd berlangsung mulai pukul 08.00 hingga pukul 11.55 WITA
Materi terakhir atau materi ketujuh dimulai pukul 12.10 berlangsung hingga pukul 17.40 WITA  berjudul Kewirausahaan yang juga disampaikan oleh disampaikan oleh Bapak Drs. Ahkam Zubair , M. Pd
     
Penutupan oleh Kepala SUPM Negeri Bone berlangsung hingga pukul 18.00 WITA

H.   Organisasi penyelenggara
Penanggung jawab : Ir. Yip Regan, MP
Ketua                         : Drs. Tamrin, M. Si
Sekretaris                  : Muh. Soghirun, S. Pd
Anggota                     :
1.            Muhammad Syahrir, SP., M.Si
2.            Zainal Usman, S.P, M.Si
3.            Ariani, SE
4.            Asniar
5.            Agustiani


I.      Pembicara Khusus
1.            Kepala Pusat Pendidikan dan Kelautan KKP
2.            Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Bone
3.            Kepala Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Bone
4.            Kepala LP4TK Kelautan Perikanan dan Komunikasi Informasi Sulsel

J.     Narasumber
1.            Dr. Andi Mulyati, AM, MM (LPMP Provinsi Sulawesi Selatan)
2.            Drs. Ahkam Zubair , M. Pd (LPMP Provinsi Sulawesi Selatan)
3.            Agoes Irianto, S.Pi (Pusdik KP)
4.            Ir. Yip Regan, MP (Kepala SUPM Negeri Bone)

K.   Moderator

1.         Muh.Syahrir, SP, M.Si
2.         Mustafa, SP, M.Si
3.         Supryady, A.Md, S.Pd, M.Si.
4.          Budiyati A.Pi, M.Si
5.          Zainal Usman S.P, M.Si